Sosok Wanita Sholehah Asma bin Asad bin al-Furat

Senin, 07 Mei 2012
Beliau adalah Asma binti Asad bin al-Furat al-Qayrawaniyyah, putri seorang ulama dan Qadli dari Afrika serta shahabat bagi dua orang Imam, yaitu Abu Yusuf dan Malik bin Anas.

Beliau tumbuh di bawah didikan ayahnya sendiri dan merupakan putri satu-satunya. Ternyata, sang ayah dapat mendidiknya dengan baik dan mengasah otaknya dengan ilmu dan hikmah. Beliau selalu menghadiri majlis pengajian yang diadakan sang ayah di rumahnya, berpartisipasi di dalam bertanya dan berdebat sehingga kemudian dikenal sebagai wanita yang memiliki keutamaan, periwayat hadits dan ahli fiqih dari kalangan Ahli Iraq yang merupakan basis para penganut dan shahabat Abu Hanifah.

Ketika Asad, sang ayah memegang jabatan sebagai komandan tentara yang dipersiapkan untuk menaklukkan pulau Shiqalliyyah (Cecilia) pada masa pemerintahan Ziyadah ke1, para penduduk sudah berduyun menyambut panggilannya, bendera-bendera dan panji-panji telah dikibarkan serta genderang perang telah ditabuh, keluarlah Asma untuk mengucapkan kata perpisahan kepada sang ayah dan ikut mengantarnya hingga sampai di suatu tempat bernama Sousa. Beliau diam disini hingga para prajurit menaiki kapal perang dan dan kapal bertuliskan Bismillâhi Majr’eha wa mursâha telah berlayar meninggalkan dermaga.

Asad, seorang Qadli yang juga komandan, mendapatkan kemenangan besar dan berhasil menaklukkan benteng pulau tersebut sehingga apa yang disumbangkannya tersebut telah ditorehkan sejarah untuknya sepanjang masa. Dia gugur sebagai syahid pada tahun 213 H tatkala melakukan pengepungan terhadap kota Sarqusah, ibukota kekaisaran Romawi di Cecilia. Ketika itu, panji berada di tangan kirinya sementara pedang telah terpancang di tangan kanannya sembari melantunkan firman Allah Ta’ala “Idza Jâ`a nashrullâhi wal Fath ” (surat an-Nashr).

Sepeninggal sang ayah, Asma` menikah dengan salah seorang murid ayahnya yang bernama Muhammad bin Abi al-Jawâd yang kemudian menggantikan posisinya pada jabatan sebagai Qadli. Lalu dia juga mengepalai al-Masyîkhah al-Hanafiyyah (Perguruan Madzhab Hanafiy) di negeri Afrika pada tahun 225 H, kemudian meninggalkan jabatan tersebut dan mendapatkan batu ujian dari khalifah ketika itu yang menuduhnya mencuri uang titipan, lantas memenjarakannya.

Manakala sang suami masih berada di dalam penjara, datanglah sang isteri, Asmâ menghadap Qadli yang baru sembari berkata, “Saya akan membuat suami saya membayar harta yang dia dituduh mencurinya ini untuk dirinya sendiri.”
Sang Qadli menjawab, “Jika dia mau mengakui bahwa itu adalah harta tersebut atau sebagai ganti darinya, aku akan melepaskannya.”
Namun Ibn Abi al-Jawâd menolak untuk mengakuinya sementara sang Qadli pun enggan melepaskannya.

Setelah tak berapa lama, sang Qadli tersebut pun dipecat sehingga suami Asmâ` ini kembali lagi memangku jabatan tersebut. Sekalipun begitu, dia tidak membuat perhitungan dengan tindakan pendahulunya tersebut terhadap dirinya. Ini adalah suatu sikap yang mulia dan terhormat darinya.
Asmâ` masih tetap diagung-agungkkan dan dibangga-banggakan oleh semua kalangan di komunitas semasa hidupnya hingga beliau wafat pada sekitar tahun 250 H.

Siti Masyitoh

bismillah....

ya ukhti, mari kita simak sebuah kisah Wanita sholehah yang patut kita jadikan sebagai contoh dalam kehidupan kita, Dia yang senantiasa bertakwa pada penciptanya.....
Ini adalah cerita Siti Masyitoh, seorang budak yang bekerja pada Fir'aun.....


"Apa, didalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa?" Teriak fir'aun dengan amarah yang membara setelah mendengar cerita putrinya prihal keimanan Siti Masitoh.
Hal ini bermula ketika suatu hari Siti Masyitoh sedang menyisir rambut putri fir'aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh, seketika Siti Masyitoh mengucapkan Astagfirulloh.
Sehingga terbongkarlah keimanan Siti Masyitoh yang selama ini disembunyikannya.

"Baru saja aku menerima laporan dari Hamman mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap hari. Kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agma yang dibawa Musa. Kurang ajar si Masyitoh umpat fir'aun.

"Panggil Masyitoh kemari," perintah fir'aun pada pengawalannya. Masyitoh datang menghadap fir'aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takun di hatinya. Ia yakin Allah senantiasa menyertainya.

"Masyitoh , apakah benar kamu telah memeluk agama yang dibawa Musa?".
Tanya fir'aun pada Masyitoh dengan amarah yang semakin meledak.
."

"Benar," jawab Masyitoh mantap.
"Kamu tahu akibatnya? Kamu sekelurga akan saya bunuh," bentak fir'aun, telunjuknya mengarah pada Siti Masyitoh.

"Saya memutuskan untuk memeluk agama Allah, maka saya telah siap pula menaggung segala akibatnya
"Masyitoh, apa kamu sudah gila! Kamu tidak sayang dengan nyawamu, suamimu dan anak-anakmu? "
"Lebih baik aku mati daripada aku hidup dalam kemusyrikan."


"Melihat sikap Masyitoh yang tetap teguh memegang keimanannya, fir'aun memerintahkan kepada para pengawalnya agar menghadapkan semua keluarganya padanya.
"Siapkan sebuah belanga besar, isi dengan air, dan masak hingga mendidih," perintah fir'aun.

"Ketika semua keluarga Siti Masyitoh telah berkumpul, fir'aun memulai pengadilannya.

"Masyitoh, kamu lihat belanga besar didepanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lag, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulah kamutidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkanlah keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak sayang padanya?"

"Mendengar kalimat terahir yang diucapkan fir'aun, Siti Masyitoh sempat bimbang. Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan dirinya, suami dan anak-anaknya yang lain, salin anak bungsunya yang masih bayi. Naluri keibuannya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam gendongannya. " Yakinlah masyitoh, Allah pasti menyertaimu." Sisi batinnya yang lain mengucap.

Ketika itu terjadilah keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara kepada ibinya, "Ibu janganlah engkau bimbang." Yakinlah dengan janji Allah." Melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Masyitoh. Ia yakin bahwa ini merupakan tanda bahwa allah tidak meninggalkannya.

Allahpun membuktikan janjinya, pada hamba-hambanya yang memegang teguh (istiqomah) kaimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluargany dilemparkn satu persatu pada belanga itu, allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka, sehingga mereka tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu...........




~ demikianlah kisah seorang wanita sholehah bernama Siti Masitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya , Walaupun dihadapkan pada bahaya yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.

Ketika Nabi Muhammad saw. isra dari masjidil haram di mekah kemasjidil asa di palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal dari sebuah kuburan. " Kuburan siapa itu Jibril?" tanya baginga nabi.
"Itu adlah kuburan seorang wanita sholehah yang bernama Siti Masyitoh," jawab jibril.



subhanallah,,,,,mudah-mudahan sebuah kisah singkat ini dapat menggugah hati nurani kita.

10 Karakter wanita shalihah

Sabtu, 05 Mei 2012


Muslimah shalihah yang berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah.

Pertama,

bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)

Kedua,

ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.

Ketiga,

senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.

Keempat,

menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)

Kelima,

taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya. Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”

Keenam,

bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.

Ketujuh,

mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.

Kedelapan,

memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”

Kesembilan,

ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)

Kesepuluh,

bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.

Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.

Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”

Wallahu A’laam..

Di rangkum dari Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi No.62 th.

VI Jumadil Awwal 1429 H / Juni 2008 M.

sumber : http://arroudloh.wordpress.com/2010/05/05/10-karakteristik-wanita-shalehah/#comment-91

semua orang tau wanita tapi tidak semua orang kenal wanita

Senin, 30 April 2012
Dunia seisinya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan adalah wanita shalehah.
Wanita adalah misteri. Semua orang tahu wanita, tetapi tidak semua orang mengerti wanita. Hanya laki-laki mulia yang memuliakan wanita, dan hanya laki-laki hina yang menghinakan wanita. Wanita shalehah lebih cantik daripada bidadari di surga. Surga laki-laki di bawah kaki ibu, lalu di mana surga wanita?????????

Wanita adalah ciptaan Allah yang sangat ajaib. Ciptaan ini memiliki lebih dari 200 organ untuk bekerja. Dia bisa menyembuhkan sakit dengan cinta, walau dia sendiri terkadang disakiti. Dia sangat lembut, tetapi dijadikan sangat kuat. Dia mampu menanggung beban dan menahan diri untuk bersabar. Dia punya pipi yang ranum, dan di situ tersimpan kekuatannya, di situ mengalir air mata. Air mata adalah kekuatannya dan satu-satunya cara untuk melepaskan beban.

Subhanallah! Betapa hebatnya wanita. Dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Wanita menjadi manusia yang sempurna manakala sudah menyandang status sebagai ibu yang mengasuh anak. Untuk anaknya, ibu menjalankan seluruh profesi yang ada di dunia ini. Dia adalah guru bagi anaknya, dokter, direktur, notaris, dan ……, bahkan pembantu bagi anaknya.
Doa ibu mampu menggetarkan singgasana Tuhan. Tangisannya bisa menghidupkan hati, laksana hujan yang menghidupkan tanaman kering.

Luar biasa! Bagaimana bisa seperti itu? Orang akan terpesona, dan Tuhan-pun akan terkagum-kagum.
(Sumber/Penerbit : http://almawardiprima.co.id/buku-best-seller.html)